Oct 19, 2012

Grobak Padi Hubungkan Yogya-Melbourne

Sejumlah pengunjung Grobag Padi di Melbourne, Australia, menikmati jajanan ala Indonesia yang dijual di dalam gerobak-gerobak, Rabu (18/10/2012). Melalui komputer tablet yang dipasang di gerobak-gerobak itu, pengunjung di Melbourne bisa berkomunikasi dengan pedagang di Yogya.
MELBOURNE, KOMPAS.com- Jarak antara Yogyakarta dan Melbourne menjadi dekat hari Rabu (17/10/2012) malam lewat tablet komputer yang dipasang di beberapa gerobak makanan yang nangkring di pusat kota Melbourne.

Gerobak ini juga menjajakan makanan khas Indonesia, sebagai bagian dari pertunjukkan seni komtemporer Grobak Padi. Gerobak-gerobak tersebut didatangkan khusus dari Indonesia sebagai bagian dari pertunjukan Grobak Padi dengan mengusung tema a little piece of Java in the heart of City(sepotong kecil Jawa di jantung kota).

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L. Sastra Wijaya, dalam pertunjukkan yang merupakan bagian dari Melbourne Festival, Agung Gunawan (seorang seniman asal Yogyakarta) berkolaborasi dengan koregrafer kenamaan Toni Yap dan seniman visual, Michael Hornblow menampilkan sebuah seni kontemporer mengenai kehidupan masyarakat di Jawa.

Hari Rabu malam, di hari pertama pertunjukkan Grobak Padi tersebut, gerobak-gerobak ini mampir di pinggir sungai Yarra. Para pengunjung yang datang bisa menikmati masakan khas Indonesia seperti baso, sate, nasi goreng, dan wedang ronde.

Menurut rilis yang dikirim KJRI Melbourne, ratusan pengunjung dengan tertib antri di depan masing-masing gerobak menunggu giliran dilayani oleh pedagang. Gerobak-gerobak tersebut akan berjualan sampai dengan tanggal 21 Oktober, tidak hanya di pinggir sungai Yarra tapi juga di Federation Square dan City Square, Swanston Street.

Tidak saja para pengunjungi disuguhi makanan jasmani asal Indonesia, mereka juga diberi suasana Yogyakarta, karena di setiap gerobak terdapat sebuah tablet komputer terhubung dengan tablet yang dipasang di gerobak yang sama di alun-alun Yogjakarta.

Pengunjung terlihat antusias untuk mencoba berkomunikasi dengan warga Jogajakarta yang juga sedang menikmati jajanan yang sama. Di salah satu gerobak, seorang pengunjung terlihat mencoba berkomunikasi walau dengan bahasa isyarat dengan seorang ibu pedagang wedang ronde di Yogyakarta yang dengan malu-malu melambaikan tangannya di depan tablet.

"Keberadaan tablet tersebut memunculkan rasa keakraban antara masyarakat di kedua kota. Rasa keakraban yang kemudian mendorong hubungan yang lebih intens antarkedua kebudayaan inilah yang menjadi tujuan dari pertunjukan grobak Padi." kata KJRI Melbourne.
Editor :
Marcus Suprihadi

0 comment:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...